Selasa, 23 Oktober 2018

KKL Malaysia dan Singapur

Pagi itu saya menuju ke bandara Makassar, di temani rekan Andika, menggunakan motor tanpa membawa STNK, walau peraturan di dalam bandara menyatakan pengguna kendaraan di larang masuk jika tidak membawa STNK, Namun saya tetap menyuruh Andika menerobos bandara dengan santai, di pikiran saya!!! bahwa ini hanya sebuah bentuk formalitas, walau Si Andika khawatir pada saat itu, tetapi dengan sebuah sugesti "Jalan terus Bung, semua orang butuh duit" dan akhirnya masuklah kami menerobos bandara tanpa STNK, setelah saya turun di lokasi keberangkatan, saya menyuruh andika untuk mengabari jika nantinya di tahan saat pemeriksaan STNK gerbang luar. Al hasil 6 menit kemudian Andika mengabari saya di Line katanya, "Sudah Lolos coy".

Tujuan saya ke bandara, mengikuti program kampus Yaitu KKL(Kuliah kerja lapangan) Dari bandara makassar ke Kuala Lumpur, proses imigrasinya sangat nyaman, oh iya saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Malaysia, ternyata masyarakat Negri jiran ini sangat di siplin dan taat aturan, melihat keadaan sekitar, sedikit melakukan observasi di berbagai lokasi perjalanan selama di Malaysia..

Tepatnya saya berada di kuala lumpur, mengunjungi berbagai pertokohan, tempat makan, dan juga tempat-tempat keramaian. saya kagum di kota ini setiap jalanan bersih dari sampah.
Di hari ke dua, saya berangkat ke Johor, dan tiba di hotel pada jam sepuluh malam, tanpa mengistirahatkan tubuh saya berkeliling di bahasakan survei lokasi sekitar hehe,  al hasil kaum kota ini berjiwa pekerja keras, soalnya Usaha pijit-pijit lovers ada banyak di sekitar keramaian. tak lama kemudian saya mendengar suara musik disko, karena penasaran, saya menuju ke sumber musiknya al hasil gadis-gadis malam berparas china dan thailand sedang bergoyang memperlihatkan kehebatanya, lalu saya dan kawan melangkah ke arah sana, di sambut bahasa melayu, "Bang nak masuk keh, nak mau minum keh bang" Haha "Dunia malam para remaja! Di johor bergoyang".

Hari ketiga transit ke singapura, pada saat antrian pemeriksaan pasport di imigrasi singapura saya dan beberapa kawan di tahan, pasport diambil lalu kami di seret ke ruang yang hanya terbuka bila menggunakan kartu petugas imigrasi, rasa dag dig dug mulai menyertai, namun karena saya tidak sendirian yah terasa selow saja saat pemeriksaan. kirannya sekitar lima puluh menit di ruang interview, dan setelah itu barulah pasport di kembalikan dan welcome to singapura, walapun ada rekan yang di kembalikan ke johor sebab ada kesalahan pada identitasnya.

Di singapura kami hanya setengah hari, hanya kunjungan sesat di berbagai lokasi wisatawan seperti merlion dan tempat perbelanjaan, setelah itu menuju ke pelabuhan, menuju kepelabuhan batam.

Welcome to indonesian negri tercinta, saya baru pertama kali menginjakkan kaki di batam. Katanya batam di kenal sebagai surga perbelanjaan, sebab barang-barang yang ada di batam ini sangat murah di banding di kota lain yang ada di indonesia.

Malam pertama di kota batam saya dan kawan berencana mengunjungi tempat keramaian namun karena daerah sini katanya sangat rawan banyak kejahatan kata ibu Rita, saya membatasi diri untuk berjalan jauh, kota ini mengingatkan saya di Johor bergoyang sebab Pijit lovers dan gadis bergoyang juga banyak di sini, dan pastilah lebih murah haha., Namun saya lebih memilih untuk pergi mencari makan saja, dan ketika di tempat makan, penyakit saya kambuh, menggigil mungkin karena sudah kecapean.

pagi harinya kami berangkat ke pusat perbelanjaan yang ada di kota batam, tepatnya di nagoya. dan kami di beri waktu berbelanja selama tiga jam. namun karena kelalaian saya bersama reyhan yang sedang tengah asik berbelanja, bernasib buruk, kami tertinggal bush.

Karena tak sanggup menjadi gelandangan, saya dan reyhan mengejar bush dengan sebisa mungkin, namun saya dan reyhan tertinggal jauh, untungnya Ibu Rita menelpon kami, dan mengirimkan Gokar, dan saya dan reyhan menghebuskan nafas keberuntungan.

Terbang menuju Makassar.
Hari ini saya di rumah, dalam keadaan ingusan, demam tinggi, juga nyeri pada otot, pusing dan batuk ringan. semua karena mengejar Bush. Terimah kasih pak supir.

Sabtu, 12 Agustus 2017

Suara dimensi

Aku masih seperti dulu

Masih Menjelajah

Masih dengan harapan.

Masih disini.

Makasaar, 24.08.2017

Tahukah kau sesuatu yang membuat saya lari dari perasaan yang kuat? yah saya takut akan rasa kecewa.

Di mulai dari mengenal, bercanda tawa, dan saling bertukaran pikiran, pada titik inilah, saya harus mengatakan tentang suatu hal, tetapi saya memilih diam dalam jangka waktu yang lama.

Apakah kita di letakkan di garis yang sama dengan rasa yang sama, entahlah! Kupikir demikian sebab jatuh cinta tak mengenal itu semua.
Seiring waktu, langkah berpijak, entah cinta tumbuh dewasa atau cinta telah terkubur murka. 

Ketika saya melangkah dan bertemu tepat denganya, selalu saja mulut enggan bicara! Saya hanya diam-diam menaruh cinta.

Saya berulang kali menepuk kepala, dan bertanya pada diri sendiri, mengapa hanya dia yang membuatku merasa sebodoh ini?.

Sesekali saya bepergian, berangkat menuju alam.
Menenangkan hati yang saat ini telah memilih.

Kamis, 20 Juli 2017

Rumahku

Aku terhenti di sebuah perjalanan

ketika dunia mengheningkan waktunya

langkahku tak sanggup kompromi

Denyut tubuh menari-nari

kilauan-kilauan cahaya menghitam

Menembus kegelapan mataku

Diam-diam ku bermimpi

terasa jiwaku ingin pergi

menjeritpun tak berdaya
Aku rindu dengan

Rumahku.

Minggu, 18 Juni 2017

"Manis"

Bola matamu ada dalam mataku

Seperti cermin selalu Memantul menimbulkan rasa

Saat bersamamu

Waktu adalah musuhku

Dan bersamamu

Aku seperti semut

dalam toples gula"

Muhammad Haris

Minggu, 14 Mei 2017

Di Bawah Cakrawala Pukul Enam Sore.

Senja telah menemaniku dalam kehidupan, meski ia sesaat namun tetap akan kembali lagi.

Cakrawala, menghitam, di dalam hariku yang penuh kerinduan

 Membekukan diri merenung dan memahami

Alam telah menjadi tempat yang terbuka untuk semua gelisahku.
Dalam hidup, yang penuh tanya ini, sembari menunggu hadirmu..
di bawah cakrawala, pukul enam sore.


Muhammad Haris.

Juwita Malam

"ku panggil dia juwita
dari sebuah kisah
jauh dalam realita
Terlahir kenangan bersamnya.

ku panggil dia juwita
Wanita yang anggun lagi santun
bayangnya tak pernah pudar
sungguh Juwita berhati mulia

ku panggil dia juwita
wanita dari dimensi mimpi".

Rabu, 22 Maret 2017

Kebebasan miliknya 13 April 2017

Sore hari di bawah lentera cakrawala

Melihat burung-burung terbang menghempaskan sayapnya

Berkicau, merdu dan menenangkan

Terbang bergerak bebas

Kuliahat ia dari jauh.

Melewati rumahku.

13 April 2018